Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak bahasa daerah. Menurut data dari Ethnologue, Indonesia memiliki 726 bahasa yang
dituturkan oleh berbagai etnis di seluruh wilayah Indonesia. Berikut ini adalah
10 bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur terbanyak di Indonesia.
Persebaran suku bangsa dan bahasa
daerah di Indonesia
Sumber: Wikimedia Commons
1.
Bahasa Jawa (84.300.000 jiwa)
Bahasa
Jawa dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bagian tengah
dan timur. Namun, di pulau-pulau yang lainnya juga terdapat penutur bahasa
Jawa. Bahkan di luar negeri pun juga terdapat penutur-penutur bahasa Jawa, di
antaranya negara Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Jawa
memiliki beberapa tingkatan, seperti Ngoko, Madya, dan Krama. Menurut data
sensus tahun 2000, penutur bahasa Jawa di Indonesia adalah sebanyak 84 juta
jiwa lebih.
Bahasa
Jawa memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Banten, Banyumas, Blora,
Brebes, Bumiayu, Cirebon, Kedu, Madiun, Malang, Pantura Timur (Jepara, Rembang,
Demak, Kudus, Pati), Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro) Pekalongan,
Semarang, Serang, Surabaya, Surakarta, Suriname, dan Tegal.
2.
Bahasa Sunda (34.000.000 jiwa)
Bahasa
Sunda dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bagian barat.
Bahasa ini tidak hanya dituturkan di daerah Jawa bagian Barat, namun juga
dituturkan di berbagai pulau di Indonesia oleh warga Sunda yang migrasi ke
tempat tersebut. Bahasa Sunda juga dituturkan di luar negeri terutama di daerah
yang menjadi tempat migrasi warga Sunda. Menurut data sensus tahun 2000 bahasa
Sunda dituturkan oleh 34 juta jiwa.
Bahasa
Sunda memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek barat (Banten Selatan),
dialek utara (Bogor, dan sekitarnya), dialek selatan/dialek Priangan (Bandung
dan sekitarnya, dialek tengah timur (Majalengka dan sekitarnya), dialek timur
laut (Kuningan dan sekitarnya), dialek tenggara (Ciamis dan sekitarnya).
3.
Bahasa Madura (13.600.000 jiwa)
Bahasa
Madura dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Madura dan
kawasan pantai utara Jawa Timur (Probolinggo dan sekitarnya). Bahasa Madura
juga banyak dituturkan di Surabaya dan sekitarnya, Malang dan sekitarnya,
kepulauan Masalembo, hingga Kalimantan. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh
bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa, dan sebagainya. Banyak pula kata-kata
dari bahasa ini yang berakar pada bahasa Melayu, bahkan sampai bahasa
Minangkabau. Namun tentunya dengan pelafalan yang berbeda. Bahas Madura
memiliki pelafalan yang unik, sehingga orang luar Madura akan merasa kesulitan
dalam mempelajarinya. Menurut data sensus tahun 2000, penutur bahasa Madura
sekitar 13 juta jiwa.
Bahasa
Madura memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, Sumenep, dan Kangean. Dialek yang lainnya merupakan dialek rural
yang telah tercampur dengan dialek-dialek dari bahasa lainnya.
4.
Bahasa Minangkabau (5.530.000 jiwa)
Bahasa
Minangkabau dituturkan oleh masyarakat di provinsi Sumatera Barat, bagian barat
Riau, dan Negeri Sembilan, Malaysia. Selain itu juga terdapat di berbagai
daerah, karena orang Minangkabau banyak yang merantau ke luar daerahnya.
Menurut sensus tahun 2007, bahasa Minangkabau dituturkan oleh sedikitnya 5 juta
jiwa.
Bahasa
Minangkabau memiliki banyak sekali dialek, di antaranya bahasa Minangkabau Baku
(dialek Padang), Mandahiling Kuti Anyie, Padang Panjang, Pariaman, Ludai,
Sungai Batang, Kurai, Kuranji, Salimpaung Batusangkar, dan Rao-Rao Batusangkar.
5.
Bahasa Musi (3.930.000 jiwa)
Bahasa
Musi adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di sepanjang hulu dan hilir
sungai Musi, Provinsi Sumatera Selatan. Bahasa Musi juga dikenal sebagai bahasa
Sekayu dan bahasa Palembang. Penutur bahasa ini menurut sensus tahun 2000
adalah 3,9 juta jiwa.
Bahasa
Musi memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Pegagan, Musi
Sekayu, Penukal, Kelingi, Rawas; Palembang, Palembang Lama, Meranjat,
Penesak, Belide, Burai, dan Lematang Ilir.
6.
Bahasa Bugis (3.500.000 jiwa)
Bahasa
Bugis adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan. Selain
itu, bahasa ini juga dituturkan di daerah lain di antaranya provinsi di sulawesi
selain Sulawesi Selatan, Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera, dan juga di
Sabah, Malaysia. Menurut sensus tahun1991 bahasa ini dituturkan oleh sekitar
3,5 juta jiwa.
Bahasa
Bugis memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bone, Pangkep, Camba,
Sidrap, Pasangkayu, Sinjai, Soppeng, Wajo, Barru, Sawitto, dan Luwu.
7.
Bahasa Banjar (3.500.000 jiwa)
Bahasa
Banjar adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Bahasa ini juga dituturkan di daerah lain seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, dan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Di luar negeri, bahasa Banjar juga
dituturkan oleh suku Banjar di Malaysia. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh
bahasa Melayu, Jawa, dan Dayak. Menurut sensus penduduk tahun 2000 penutur
bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.
Bahasa
ini memiliki dua dialek utama, yaitu dialek Kuala dan Hulu. Dialek Banjar Kuala
dituturkan oleh penduduk Banjarmasin, Martapura, dan Pelaihari. Sedangkan
dialek hulu dituturkan oleh penduduk di daerah hulu sungai.
8.
Bahasa Aceh (3.500.000 jiwa)
Bahasa
Aceh adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di pesisir,
sebagian pedalaman, dan sebagian kepulauan Aceh. Bahasa ini dituturkan di
Provinsi Aceh kecuali 3 kecamatan di Aceh Timur yang menggunakan bahasa Gayo,
dan 1 kecamatan di Aceh Barat Daya yang menggunakan bahasa Kluet. Menurut
sensus tahun 2000 penutur bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.
Bahasa
aceh memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Banda Aceh, Baruh,
Bueng, Daja, Pase, Pidie (Pedir, Timu), dan Tunong.
9.
Bahasa Bali (3.330.000 jiwa)
Bahasa
Bali adalah bahasa yang dituturkan oleh Masyarakat di pulau Bali, Lombok bagian
barat, dan sedikit ujung timur pulau Jawa. Di Lombok, bahasa Bali dituturkan
terutama di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa dituturkan di
beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana bahasa Jawa, bahasa Bali
juga terdapat beberapa tingkatan, seperti Bali Kasar, Bali Madya, dan Bali
Alus. Bahasa Bali berkerabat dengan bahasa Sasak, dan beberapa bahasa di pulau
Sumbawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas
bahasa Jawa karena penaklukan Bali oleh kerajaan di Jawa terutama abad ke-14
oleh Gajah Mada. Secara fonologis, bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu
daripada bahasa Jawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya pada tingkatan bahasa
sehingga bahasa Bali Alus sangat mirip dengan bahasa Jawa Krama. Menurut sensus
tahun 2000 bahasa Bali dituturkan oleh 3,3 juta jiwa.
Bahasa
Bali memiliki berbagai macam dialek, di antaranya dialek Dataran Rendah
Bali (Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Badung),
Dataran Tinggi Bali (“Bali Aga” ), dan Nusa Penida.
10.
Bahasa Betawi (2.700.000 jiwa)
Bahasa
Betawi adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Betawi di daerah Jakarta.
Bahasa ini merupakan anak dari bahasa Melayu. Bahasa Betawi merupakan bahasa
kreol (percampuran) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah unsur
bahasa Sunda, Jawa, Bali, Cina Selatan (terutama Hokkian), Arab, dan Eropa
(terutama Belanda dan Portugis). Tidak ada struktur baku dalam bahasa ini yang
membedakan dengan bahasa Melayu, karena bahasa ini berkembang secara alami.
Menurut sensus tahun 1993, penutur bahasa Betawi adalah 2,7 juta jiwa.
Itulah
10 bahasa daerah dengan penutur terbanyak di indonesia. Banyak sekali bahasa
daerah yang saat ini terancam kelestariannya dikarenakan sifat kurang peduli
dari penutur bahasa itu sendiri. Saat ini banyak anak yang diajari dengan
bahasa Indonesia bahkan bahasa asing oleh para orang tuanya, dan tidak diajari
bahasa ibu. Sehingga menjadikan mereka tidak mengerti bahasa ibu mereka. Bahasa
Indonesia juga merupakan bahasa penting, namun bahasa Indonesia dapat dengan
mudah dipelajari di sekolah-sekolah. Sedangkan bahasa daerah, tidak semua
sekolah mengajarkannya. Sehingga perlu adanya kesadaran para orang tua untuk
mengenalkan bahasa ibu kepada anak-anaknya.