Dalam prototype teori , jika
mendengar kata ‘burung’ kata apa saja
yang terpikirkan oleh kita? jawaban pertanyaan tadi misalnya saja kata-kata itu adalah merpati, pipit, elang
dsb. Lalu jika anda mendengar kata ‘Guru’ apa saja kata-kata yang terpikirkan
oleh anda? Saya pernah mengajukan pertanyaan ini ke beberapa teman (sebagian
besar guru) semacam survey kecil-kecilan , jawabannya cukup beragam tetapi
fantastis, bagaimana tidak fantastis, jawaban yang muncul paling banyak adalah
kata-kata ‘negatif’ paling sering adalah
Umar Bakrie , mungkin yang menjawab kata ini terlalu sering membaca
artikel-artikel di media masa dan
mendengarkan lagu Iwan Fals, entahlah. Jawaban yang lain adalah kata
‘sertifikasi’ jawaban yang ini tentu dasarnya gaji dobel guru , meskipun
kenyataannya sampai saat ini tidak diterima
setiap bulan. Ada banyak jawaban yang
muncul , sah sah saja menjawab berbagai kata ketika ada pertanyaan apa yang
terpikirkan ketika mendengar kata Guru, karena memang sangat subjektif
Dari sekian jawaban pertanyaan tadi,
yang menarik dicermati adalah kata ‘ Luar Biasa” ya kata ini rasanya paling pas
untuk guru bahkan bisa jadi menggambarkan keberadaan profesi guru itu sendiri,
luar biasa pekerjaan yang diemban oleh guru, dari mulai merencanakan
pembelajaran melaksanakan dan mengevaluasinya,
sekedar contoh , kalau seorang guru mengajar 2 jam per minggu lihat saja
minimal 24 jam mengajar artinya ada 24 kelas,
kalau saja 24 kelas rata-rata murid 35 berarti ada 840 peserta didik yang harus diperhatikan
kemajuan belajarnya,materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, bagaimana cara menilai , bagaimana mengevaluasi , berapa nilai
yang tepat, bagaimana jika siswanya tidak sesuai dengan target pencapaian
belajar, bagaimana jika siswa ada yang sangat kurang kemampuannya, jika saja ia
menugaskan membuat sebuah Cerpen misalnya,
dia harus mengkoreksi 840 cerpen hasil kerja siswa yang tentu saja
lengkap dengan tata bahasa yang salah, pemilihan kata yang tidak tepat, ejaan
yang tidak tepat, ya 840 cerpen harus dikoreksi di tengah kesibukan urusan
urusan yang lain nya, itu baru satu tugas dari beberapa bab pelajaran yang
harus diajarkan. bukankah itu hal yang luar biasa. Hal lain yang luar biasa
adalah 840 siswa itu lengkap dengan beragam permasalahan belajar yang harus
sanggup di amati dan ditanggulangi oleh guru tersebut.
Ketika mengantar anak saya hari
pertama masuk Sekolah Dasar (SD), memperhatikan guru SD mengajar di hari pertama
murid-muridnya, guru tersebut berusaha agar murid-muridnya merasa nyaman
belajar di kelas. Adalah anak SD kelas 1 , ada yang masih malu-malu, takut, ada
yang tidak mau ditinggalkan ibu nya, beragam masalah. Luar biasanya guru
tersebut mampu membuat anak didiknya bisa mengikuti pelajaran, saya jadi
berpikir ini benar-benar luar biasa, tentu saja tidak semua siswa sudah bisa
membaca dan menghitung, kesabaran, cara
beliau mengajarkan membuat mereka bisa membaca, sekali lagi bisa membaca!
Membaca itu gerbang untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru bagi si anak,
dan guru tersebut yang membuatnya bisa membaca, apakah itu tidak luar biasa?
Mengantarkan, memfasilitasi anak didiknya menjadi bisa membaca, 15 tahun saja
dia mengajar kalau setiap tahun ada 30
anak yang diajarkan membaca dia telah mengajarkan 450 anak, berapa jumlah SD
kelas 1 di negeri ini? data terakhir
jumlah SD di Indonesia sebanyak 148.000 sekolah, itu urusan membaca belum
menghitung, belum mengajarkan karakter/akhlak
misalnya menghormati teman, hidup rukun, menghormati orang tua, kalau
dibarengi dengan niat yang lurus, kesolehan , keikhlasan dan pengabdian yang
tulus, berapa amal kebaikan yang dia tabung untuk akherat kelak, harus diakui
profesi guru itu luar biasa.
Itu di tingkat dasar bagaimana
dengan tingkat menengah, tingkat atas atau kejuruan rasanya tidak perlu panjang
lebar lagi, ditingkat-tingkat tersebut diajarkan pemahaman, keahlian, budi
pekerti yang pada akhirnya berujung pada penentuan generasi bangsa, apakah
generasi bangsa ini akan menjadi baik atau sebaliknya, meskipun tidak hanya
peran guru dalam menentukan nasib bangsa ini di masa yang akan datang, tetapi
peran guru dan pendidikan tidaklah kecil dan layak diperhitungkan dan terus
dipikirkan kemajuannya.
Dari sekian bnayak pekerjaan
rutinitas yang harus dikerjakan , berapa upah jasa yang diterima oleh seorang Guru ? munculnya ‘guru pahlawan
tanpa tanda jasa’ , guru identik dengan Oemar Bakrie dalam lagu Iwan Fals
adalah bukti belum sejahteranya guru. Tidak sedikit memang guru yang mapan dilihat dari upah jasa yang diterima terutama
sekolah-sekolah swasta di perkotaan, namun
pada umumnya, upah jasa guru belumlah dapat dikatakan layak, upah di bawah Upah Minimum Regional
(UMR) rasanya bukan rahasia lagi untuk sebagian besar guru, apalagi guru
honorer di sekolah-sekolah negeri dan guru-guru sekolah swasta yang kecil di
daerah. Tidak heran ada berita guru
setelah mengajar punya pekerjaan sampingan mengojek, tidak aneh guru setelah
mengajar jadi kuli angkut atau mengajar private ke rumah-rumah. Baiklah,
akhir-akhir ini muncul sertifikasi guru, tetapi
kondisi nyata di lapangan berapa persen yang sudah tersertifikasi, oke
lah stop agaknya terlalu jauh, itu bisa
ber bab panjangnya jika membahas sertifikasi, yang jelas mudah-mudahan semua
guru di negeri ini cepat tersertifikasi,
kembali ke soal pekerjaan seabrek dan rutinitas pekerjaannya serta upah jasa
yang diterimanya, apakah itu tidak luar biasa?
‘Guru bukan profesi pilihan’ , ini
juga luar biasa, bagaimana ada pernyataan dan kenyataan ini sementara guru
adalah penentu generasi yang akan datang,
banyak kasus memang guru bukan profesi pilihan, tidak usah jauh-jauh ke
survey penelitian atau semacamnya ,
banyak kasus lulusan S1 susah mendapatkan pekerjaan yang sesuai akhirnya
mengambil akta IV karena ‘backround’ S1 nya bukan dari kependidikan, berharap
menjadi guru, berharap mendapat pekerjaan. Itu baru contoh kecil, bahkan sangat
kecil tetapi bisa jadi kasus ini jumlahnya ribuan, buktinya pada saat itu
program akta IV dibuka di beberapa daerah oleh
pergurun tinggi terkemuka. Memang profesi guru luar biasa, dalam banyak
tulisan tentang begitu berharganya profesi guru sering sekali di kutip tulisan
seperti ini Pada akhir masa pengeboman sekutu atas Jepang, yang ditandai dengan
jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki,kaisar Jepang saat itu, Kaisar
Hirohito, Kaisar bukan menanyakan berapa jumlah pabrik yang tersisa, berapa
jumlah bank yang masih buka, atau berapa jumlah rumah yang masih berdiri.
Satu-satunya pertanyaan beliau adalah, "Berapa jumlah guru yang masih kita
punyai?" Hasil dari dialog pendek tersebut sungguh luar biasa. Kini Jepang
berbalik, seolah merekalah yang menjajah Amerika. Pada tahun 2006, pabrikan
mobil Toyota melejit menjadi produsen mobil nomor 1 sedunia. rasanya pertanyaan
yang relevan untuk guru di Indonesia “ berapa jumlah Guru yang sudah
diperhatikan dengan layak oleh pemerintah? lagi-lagi luar biasa kan profesi
guru?
Pengetahuan tidak ada
artinya kecuali disampaikan kepada siswa dalam bentuk yang dapat mereka
mengerti. Tapi usaha tersebut percuma saja jika siswa bosan dan mengantuk ketika materi tersebut disampaikan, karena
mereka belum berpikir materi tersebut ada/ tidak ada gunanya buat mereka. Guru yang baik menyadari hal ini, dan bekerja keras untuk
membuat materi yang relevan. Mereka menunjukkan kepada siswa bagaimana materi akan berguna untuk kehidupan atau karir mereka kelak. Guru yang baik sudah jauh melampaui tujuan, ingin siswanya lebih berhasil,
melihat hal tersebut karena materi yang disajikan di depan kelas olehnya
disajikan dengan menarik .
Fakta tentang guru mungkin banyak yang
tidak kita ketahui, berperan tak hanya sebagai pengajar di sekolah formal atau
nonformal. Tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai yang
bertepatan dengan hari ulang tahun PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia). Hari Guru Nasional dirayakan bukan dengan menjadikannya hari
libur, tapi biasanya diperingati di sekolah-sekolah dengan mengadakan upacara
dan atau memberi penghargaan terhadap guru yang dinilai teladan, mengabdi lama,
atau berprestasi. Sebagai seseorang yang pernah mendapatkan pengajaran dari
guru, tentu kita sangat berterima kasih atas pengabdiannya di dalam kelas.
Faktanya guru bukan hanya aktif di dalam kelas tapi juga di saat-saat yang
barangkali tidak pernah kita bayangkan.
Kata guru berasal dari bahasa Sanskerta
yang memiliki arti harfiah “berat”. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu,
baik ilmu pengetahuan maupun ilmu-ilmu yang lain, misalnya ilmu bela diri.
Secara umum guru dapat diartikan sebagai pendidik profesional yang memiliki
tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai,
dan pemberi evaluasi peserta didik.
Sebagai pendidik profesional tentu seorang
guru harus memiliki kualifikasi formal. Guru terbagi menjadi 3 jenjang menurut
siswa yang di didiknya yaitu guru pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah
atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di Indonesia, guru sebagai pengajar di
sekolah harus memiliki gelar sarjana di bidang pendidikan sesuai dengan jenjang
atau mata pelajaran yang diajarkannya. Ia juga harus memiliki sertifikat tanda
sudah lulus menjadi pengajar profesional dengan ketetapan hukum yang sah. Guru
terbagi menjadi dua yaitu guru tetap dan guru honorer. Guru tetap yaitu guru
yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya.
Sementara itu guru honorer adalah guru
tidak tetap dan belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
Guru honorer digaji per jam pelajaran, bahkan seringkali mereka digaji secara
sukarela, kebanyakan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi.
Barangkali merekalah para guru yang patut disebut “pahlawan tanpa tanda jasa.”
Sebagai siswa, kita kadang tidak bertanya
atau mencari tahu apakah guru kita sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
guru tetap atau hanya sebagai guru honorer saja. Di mata siswa, semua guru
statusnya sama karena mereka mengajar tidak berdasarkan gaji mereka tapi
berdasarkan kurikulum yang mengharuskan mereka memutar otak agar siswa dapat
mencapai keterampilan yang telah ditentukan. Yang membedakan bagi siswa
hanyalah guru tersebut mengajarnya mudah dicerna atau tidak, disiplin tinggi
atau tidak, dekat dengan siswa atau tidak, dan banyak memberi tugas atau tidak.
Selebihnya apa pun kegiatan, keadaan, dan pendapat guru, siswa tidak begitu
memikirkannya.
Berikut adalah 25
fakta tentang guru yang barangkali kita tidak mengetahui dan menyadarinya.
1.
Guru tidak
hanya bekerja pukul 7 pagi hingga pukul 3 siang saja, tapi mereka pun bekerja
di rumah apakah itu untuk mempersiapkan materi berikutnya, menyiapkan soal
Pekerjaan Rumah (PR), remedial dan ulangan, atau memeriksa dan menilai tugas
yang diserahkan oleh para siswa.
2.
Guru
menjadi guru bukan karena mereka tidak cukup pintar untuk bekerja di bidang
lain yang lebih dipandang di masyarakat, tapi mereka menjadi guru karena mereka
ingin membuat hidup para anak bangsa lebih baik lagi.
3.
Guru bisa
menjadi sangat frustasi karena mereka tahu potensi yang tinggi dari seorang
siswa tapi ia tidak berupaya semaksimal mungkin ketika belajar di sekolah.
4.
Guru sangat
menyukai siswa yang datang ke sekolah setiap hari dengan sikap baik dan
benar-benar ingin belajar.
5.
Guru
menghormati orang tua yang menghargai pendidikan, mengerti tingkat akademis
anak mereka, dan mendukung apa pun yang guru lakukan.
6.
Guru
hanyalah manusia biasa yang memiliki kehidupan di luar sekolah, yang memiliki
hari baik dan buruk, dan kadang berbuat kesalahan.
7.
Guru ingin
kepala sekolah dan administratif mendukung apa yang mereka lakukan, memberikan
saran bagi perbaikan pendidikan ke depannya, dan menghargai kontribusi yang
telah dilakukan guru kepada sekolah.
8.
Guru itu
kreatif dan asli. Meskipun mereka mencontoh cara mengajar orang lain, tapi
tetap saja tidak ada guru yang sama dalam mengajar.
9.
Guru
berkembang secara terus menerus karena mereka selalu mencari cara terbaik agar
dapat menyentuh para siswa.
10.
Guru punya
siswa kesukaan. Mungkin guru tidak menyatakannya secara langsung, tapi ada
murid-murid tertentu yang mereka sukai dengan berbagai alasan.
11.
Guru sangat
terluka ketika orang tua tidak mengerti bahwa pendidikan adalah kolaborasi
antara guru dengan orang tua si anak.
12.
Guru sangat
suka keteraturan. Mereka tidak suka jika ada yang melenceng dari rencana yang
sudah ia tentukan.
13.
Guru
mengerti bahwa siswa sebagai individu dan siswa dalam kelas adalah berbeda,
mereka terus belajar untuk mengerti kebutuhan masing-masing siswa.
14.
Guru sangat
membenci pada media yang membesar-besarkan kesalahan beberapa oknum guru yang
mengacau daripada memberitakan sebagian besar para guru yang selalu berupaya
melakukan yang terbaik bagi para siswanya.
15.
Guru
membenci politisasi pendidikan.
16.
Guru tidak
selalu menyukai materi yang mereka ajarkan kepada para siswa, terkadang mereka
merasa kesulitan dan tidak nyaman ketika mengajarkan sebuah materi.
17.
Guru
sejatinya ingin yang terbaik bagi para siswanya, mereka tidak ingin melihat
kegagalan siswanya.
18.
Guru
seringkali menggunakan uangnya sendiri untuk hal-hal yang mereka butuhkan dalam
proses belajar mengajar di kelas.
19.
Guru ingin
melihat siswa-siswanya yang telah lulus menjadi orang yang produktif dan warga
negara yang sukses di kehidupan selanjutnya.
20.
Guru ingin
menjadi model yang baik bagi para siswanya.
21.
Guru
bekerja pada siklus yang tidak pernah berhenti kecuali apabila mereka berhenti
mengajar, mereka bekerja keras untuk setiap siswanya dari titik A ke titik B
dan memulai lagi yang baru di tahun ajaran mendatang.
22.
Guru kadang
merasa frustasi melihat beberapa guru yang kurang profesional dan tidak
mengajar untuk alasan yang kurang jelas.
23.
Guru sangat
senang menerima dan menggunakan teknologi baru jika saja mereka benar-benar
dilatih untuk dapat menggunakannya.
24.
Guru akan
sangat senang sekali apabila satu kelas hanya berisi 15-18 siswa.
Guru sangat menyukai dan menikmati hari libur mereka. Hari libur merupakan
waktu bagi mereka untuk menyegarkan kembali dan refleksi pikiran agar ke
depannya mereka dapat membuat perubahan yang mereka yakini sangat bermanfaat
bagi anak-anak
No comments:
Post a Comment