Awalnya memang sebuah ide kemudian
dituangkan dalam bentuk artikel untuk koran dan majalah, ada kepuasan
tersendiri ketika artikel tersebut dimuat di salah satu koran atau majalah.
Kemudian muncul semangat mecari ide-ide lain , yang terjadi adalah banyak ide
membuat artikel bahkan buku. Mulai dari ingin menyusun buku ‘masterpiece’
(menurut saya) tentang guru dan
pendidikan , novel remaja yang berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya sampai buku
kewirausahaan ‘cara membuat kerajinan dari kertas daur ulang’. Banyak sekali
ide bermunculan .
Saya percaya jika anda seorang pengajar anda pun ingin
membuat artikel atau buku tetapi kendalanya sangat banyak terutama soal waktu,
rutinitas dan kesibukan pekerjaan sangat sulit mendapatkan waktu untuk
mewujudkan ide-ide tersebut. Saat buku ini disusun sebenarnya ada naskah
‘masterpiece’ tentang guru dan pendidikan tentu saja bab per bab serius dengan
teori dari berbagai sumber, tetapi begitulah bab satunya beres , bab lain
memerlukan literatur lain, terlupakan karena kesibukan sehari-hari, rutinitas
pekerjaan. Tertunda lagi. Proses ini sangat lama.
George adalah seorang penulis abad XX, suatu ketika
ada wawancara ibunya dengan seorang yang bukan pengagum penulis ini,
pewawancara menanyakan gaya George yang katanya berubah-ubah, strukturnya tidak
kuat, dan karakterisasi-karakterisasinya. Dengan enteng tetapi telak ibunya
menjawab “oh saya tahu memang banyak orang dapat menulis lebih baik dibandingkan
anak saya tetapi George melakukannya”. Ya kata-kata itu “George melakukannya”,
dalam dua kata ucapan itu benang merahnya adalah apa yang terjadi pada begitu
banyak orang termasuk saya. Mempunyai banyak ide tetapi tidak melakukannya.
Memiliki banyak ide dan tidak melakukan tindakan apapun untuk merealisasikan
ide tersebut sama saja dengan tidak memiliki ide sama sekali.
Buku Mengenai komunikasi sudah ada,
apalagi buku-buku pembelajaran banyak beredar di pasaran, karena belajar itu
harus menyenangkan, belajar di kelas itu proses yang sangat menentukan maka
kenapa tidak cara komunikasi efektif ini
ditulis saja, Atas dasar itu saya harus berani memutuskan untuk membuat
‘fastbook’, kalau makanan ada ‘fastfood’, inilah ‘fastbook’ buku cepat saji untuk
anda calon pengajar, pengajar dan siapapun yang tertarik dengan pendidikan,
mudah-mudahan ‘fastbook’ ini besar manfaatnya dan tidak kehilangan esensi nya.
Adalah google.com yang membuat buku
ini bisa hadir di tangan anda, boleh jadi buku ini adalah semacam ‘kliping’
dari artikel-artikel yang jumlahnya berjuta-juta ketika saya mencari sumber
tulisan materi yang saya tulis. Demikianlah Buku ini jauh dari sempurna dan
sangat mungkin jika anda yang menuliskan buku seperti ini akan lebih baik,
tetapi sekali lagi saya melakukannya. Mudah-mudahan andapun akan mulai
melakukannya menuliskan ide-ide anda ke dalam sebuah artikel atau buku.
Tujuannya tentu saja agar dunia
pendidikan dan masyarakat kita banyak
mendapatkan inspirasi ke arah yang lebih baik. Saya menunggu kritik yang
membangun dari anda di bagus73@gmail.com. Seperti tulisan di rumah makan, Kalau anda puas beri tahu yang lain kalau
anda tidak puas beritahu kami. Selamat membaca.
Meski
berada di jalur yang benar anda akan terlindas kalau hanya duduk terus disana –will rogers
Saya guru, dan
seringkali mendengar keluhan siswa-siswa saya di kelas tentang ‘guru galak’,
‘guru yang menggunakan kata-kata kasar’ atau kata kata yang tidak pantas
diucapkan, Kata-kata itu membekas di anak didik kita menjadi luka, membuat
rendah diri, membuat frustasi anak didik kita bahkan tidak sedikit yang merasa
di ‘bully’ , Hal lain kata-kata itu
mampu menginspirasi mereka untuk menjadi apa saja yang mereka inginkan.
Anda tidak harus membaca bab per bab buku ini,
anda bisa membaca dari bab mana saja karena setiap bab mempunyai subtansinya
masing-masing. Dengan membaca buku ini diharapkan keterampilan komunikasi kita
sebagai pendidik menjadi lebih baik lagi, bagaimanapun pendidik adalah
ujungtombak di sekolah yang membentuk karakter siswa, dan salahsatu yang sangat
dominan mempengaruhi karakter siswa adalah komunikasi di kelas, komunikasi
dalam proses pembelajaran. Dengan membaca buku ini mudah-mudahan tidak ada lagi
kata-kata negatif di dalam kelas, tidak ada lagi siswa yang menjadi rendah diri
karena dibuat malu dihadapan teman-temannya oleh guru yang belum mengerti
bagaimana berkomunikasi dengan siswa di kelas.
Dengan
membaca buku ini mudah-mudahan kita semua lebih berhati-hati ketika
berkomunikasi dan yang paling penting tidak menyakiti orang lain dalam
berkomunikasi. Selamat Membaca.
No comments:
Post a Comment