Sunday, November 04, 2018

GURU, PROFESI YANG LUAR BIASA

Dalam prototype teori , jika mendengar kata ‘burung’ kata apa saja  yang terpikirkan oleh kita? jawaban pertanyaan tadi misalnya saja  kata-kata itu adalah merpati, pipit, elang dsb. Lalu jika anda mendengar kata ‘Guru’ apa saja kata-kata yang terpikirkan oleh anda? Saya pernah mengajukan pertanyaan ini ke beberapa teman (sebagian besar guru) semacam survey kecil-kecilan , jawabannya cukup beragam tetapi fantastis, bagaimana tidak fantastis, jawaban yang muncul paling banyak adalah kata-kata ‘negatif’ paling  sering adalah Umar Bakrie , mungkin yang menjawab kata ini terlalu sering membaca artikel-artikel di media masa  dan mendengarkan lagu Iwan Fals, entahlah. Jawaban yang lain adalah kata ‘sertifikasi’ jawaban yang ini tentu dasarnya gaji dobel guru , meskipun kenyataannya  sampai saat ini tidak diterima setiap bulan.  Ada banyak jawaban yang muncul , sah sah saja menjawab berbagai kata ketika ada pertanyaan apa yang terpikirkan ketika mendengar kata Guru, karena memang sangat subjektif
Dari sekian jawaban pertanyaan tadi, yang menarik dicermati adalah kata ‘ Luar Biasa” ya kata ini rasanya paling pas untuk guru bahkan bisa jadi menggambarkan keberadaan profesi guru itu sendiri, luar biasa pekerjaan yang diemban oleh guru, dari mulai merencanakan pembelajaran melaksanakan dan mengevaluasinya,  sekedar contoh , kalau seorang guru mengajar 2 jam per minggu lihat saja minimal 24 jam mengajar artinya ada 24 kelas,  kalau saja 24 kelas rata-rata murid 35 berarti ada  840 peserta didik yang harus diperhatikan kemajuan belajarnya,materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, bagaimana cara menilai , bagaimana mengevaluasi , berapa nilai yang tepat, bagaimana jika siswanya tidak sesuai dengan target pencapaian belajar, bagaimana jika siswa ada yang sangat kurang kemampuannya, jika saja ia menugaskan membuat sebuah Cerpen misalnya,  dia harus mengkoreksi 840 cerpen hasil kerja siswa yang tentu saja lengkap dengan tata bahasa yang salah, pemilihan kata yang tidak tepat, ejaan yang tidak tepat, ya 840 cerpen harus dikoreksi di tengah kesibukan urusan urusan yang lain nya, itu baru satu tugas dari beberapa bab pelajaran yang harus diajarkan. bukankah itu hal yang luar biasa. Hal lain yang luar biasa adalah 840 siswa itu lengkap dengan beragam permasalahan belajar yang harus sanggup di amati dan ditanggulangi oleh guru tersebut.
Ketika mengantar anak saya hari pertama masuk Sekolah Dasar (SD),  memperhatikan guru SD mengajar di hari pertama murid-muridnya, guru tersebut berusaha agar murid-muridnya merasa nyaman belajar di kelas. Adalah anak SD kelas 1 , ada yang masih malu-malu, takut, ada yang tidak mau ditinggalkan ibu nya, beragam masalah. Luar biasanya guru tersebut mampu membuat anak didiknya bisa mengikuti pelajaran, saya jadi berpikir ini benar-benar luar biasa, tentu saja tidak semua siswa sudah bisa membaca dan menghitung, kesabaran,  cara beliau mengajarkan membuat mereka bisa membaca, sekali lagi bisa membaca! Membaca itu gerbang untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru bagi si anak, dan guru tersebut yang membuatnya bisa membaca, apakah itu tidak luar biasa? Mengantarkan, memfasilitasi anak didiknya menjadi bisa membaca, 15 tahun saja dia mengajar kalau setiap tahun ada  30 anak yang diajarkan membaca dia telah mengajarkan 450 anak, berapa jumlah SD kelas 1  di negeri ini? data terakhir jumlah SD di Indonesia sebanyak 148.000 sekolah, itu urusan membaca belum menghitung, belum mengajarkan karakter/akhlak  misalnya menghormati teman, hidup rukun, menghormati orang tua, kalau dibarengi dengan niat yang lurus, kesolehan , keikhlasan dan pengabdian yang tulus, berapa amal kebaikan yang dia tabung untuk akherat kelak, harus diakui profesi guru itu luar biasa.
Itu di tingkat dasar bagaimana dengan tingkat menengah, tingkat atas atau kejuruan rasanya tidak perlu panjang lebar lagi, ditingkat-tingkat tersebut diajarkan pemahaman, keahlian, budi pekerti yang pada akhirnya berujung pada penentuan generasi bangsa, apakah generasi bangsa ini akan menjadi baik atau sebaliknya, meskipun tidak hanya peran guru dalam menentukan nasib bangsa ini di masa yang akan datang, tetapi peran guru dan pendidikan tidaklah kecil dan layak diperhitungkan dan terus dipikirkan kemajuannya.
Dari sekian bnayak pekerjaan rutinitas yang harus dikerjakan , berapa upah jasa yang diterima  oleh seorang Guru ? munculnya ‘guru pahlawan tanpa tanda jasa’ , guru identik dengan Oemar Bakrie dalam lagu Iwan Fals adalah bukti belum sejahteranya guru. Tidak sedikit  memang guru yang mapan dilihat  dari upah jasa yang diterima terutama sekolah-sekolah swasta di perkotaan, namun  pada umumnya, upah jasa guru belumlah dapat dikatakan  layak, upah di bawah Upah Minimum Regional (UMR) rasanya bukan rahasia lagi untuk sebagian besar guru, apalagi guru honorer di sekolah-sekolah negeri dan guru-guru sekolah swasta yang kecil di daerah.  Tidak heran ada berita guru setelah mengajar punya pekerjaan sampingan mengojek, tidak aneh guru setelah mengajar jadi kuli angkut atau mengajar private ke rumah-rumah. Baiklah, akhir-akhir ini muncul sertifikasi guru, tetapi  kondisi nyata di lapangan berapa persen yang sudah tersertifikasi, oke lah  stop agaknya terlalu jauh, itu bisa ber bab panjangnya jika membahas sertifikasi, yang jelas mudah-mudahan semua guru di negeri ini cepat  tersertifikasi, kembali ke soal pekerjaan seabrek dan rutinitas pekerjaannya serta upah jasa yang diterimanya, apakah  itu tidak  luar biasa?
‘Guru bukan profesi pilihan’ , ini juga luar biasa, bagaimana ada pernyataan dan kenyataan ini sementara guru adalah penentu generasi yang akan datang,  banyak kasus memang guru bukan profesi pilihan, tidak usah jauh-jauh ke survey penelitian atau semacamnya ,  banyak kasus lulusan S1 susah mendapatkan pekerjaan yang sesuai akhirnya mengambil akta IV karena ‘backround’ S1 nya bukan dari kependidikan, berharap menjadi guru, berharap mendapat pekerjaan. Itu baru contoh kecil, bahkan sangat kecil tetapi bisa jadi kasus ini jumlahnya ribuan, buktinya pada saat itu program akta IV dibuka di beberapa daerah oleh  pergurun tinggi terkemuka. Memang profesi guru luar biasa, dalam banyak tulisan tentang begitu berharganya profesi guru sering sekali di kutip tulisan seperti ini Pada akhir masa pengeboman sekutu atas Jepang, yang ditandai dengan jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki,kaisar Jepang saat itu, Kaisar Hirohito, Kaisar bukan menanyakan berapa jumlah pabrik yang tersisa, berapa jumlah bank yang masih buka, atau berapa jumlah rumah yang masih berdiri. Satu-satunya pertanyaan beliau adalah, "Berapa jumlah guru yang masih kita punyai?" Hasil dari dialog pendek tersebut sungguh luar biasa. Kini Jepang berbalik, seolah merekalah yang menjajah Amerika. Pada tahun 2006, pabrikan mobil Toyota melejit menjadi produsen mobil nomor 1 sedunia. rasanya pertanyaan yang relevan untuk guru di Indonesia “ berapa jumlah Guru yang sudah diperhatikan dengan layak oleh pemerintah? lagi-lagi luar biasa kan profesi guru?
Pengetahuan tidak ada artinya kecuali disampaikan kepada siswa dalam bentuk yang dapat mereka mengerti. Tapi usaha tersebut percuma saja jika siswa bosan dan mengantuk ketika materi tersebut disampaikan, karena mereka belum berpikir materi tersebut ada/ tidak ada gunanya buat mereka. Guru yang baik menyadari hal ini, dan bekerja keras untuk membuat materi yang relevan. Mereka menunjukkan kepada siswa bagaimana materi akan berguna untuk kehidupan atau karir mereka kelak. Guru yang baik sudah jauh melampaui tujuan, ingin siswanya lebih berhasil, melihat hal tersebut karena materi yang disajikan di depan kelas olehnya disajikan dengan  menarik .
Fakta tentang guru mungkin banyak yang tidak kita ketahui, berperan tak hanya sebagai pengajar di sekolah formal atau nonformal. Tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai yang bertepatan dengan hari ulang tahun PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Hari Guru Nasional dirayakan bukan dengan menjadikannya hari libur, tapi biasanya diperingati di sekolah-sekolah dengan mengadakan upacara dan atau memberi penghargaan terhadap guru yang dinilai teladan, mengabdi lama, atau berprestasi. Sebagai seseorang yang pernah mendapatkan pengajaran dari guru, tentu kita sangat berterima kasih atas pengabdiannya di dalam kelas. Faktanya guru bukan hanya aktif di dalam kelas tapi juga di saat-saat yang barangkali tidak pernah kita bayangkan.
Kata guru berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti harfiah “berat”. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu-ilmu yang lain, misalnya ilmu bela diri. Secara umum guru dapat diartikan sebagai pendidik profesional yang memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pemberi evaluasi peserta didik.
Sebagai pendidik profesional tentu seorang guru harus memiliki kualifikasi formal. Guru terbagi menjadi 3 jenjang menurut siswa yang di didiknya yaitu guru pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di Indonesia, guru sebagai pengajar di sekolah harus memiliki gelar sarjana di bidang pendidikan sesuai dengan jenjang atau mata pelajaran yang diajarkannya. Ia juga harus memiliki sertifikat tanda sudah lulus menjadi pengajar profesional dengan ketetapan hukum yang sah. Guru terbagi menjadi dua yaitu guru tetap dan guru honorer. Guru tetap yaitu guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya.
Sementara itu guru honorer adalah guru tidak tetap dan belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Guru honorer digaji per jam pelajaran, bahkan seringkali mereka digaji secara sukarela, kebanyakan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Barangkali merekalah para guru yang patut disebut “pahlawan tanpa tanda jasa.”
Sebagai siswa, kita kadang tidak bertanya atau mencari tahu apakah guru kita sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru tetap atau hanya sebagai guru honorer saja. Di mata siswa, semua guru statusnya sama karena mereka mengajar tidak berdasarkan gaji mereka tapi berdasarkan kurikulum yang mengharuskan mereka memutar otak agar siswa dapat mencapai keterampilan yang telah ditentukan. Yang membedakan bagi siswa hanyalah guru tersebut mengajarnya mudah dicerna atau tidak, disiplin tinggi atau tidak, dekat dengan siswa atau tidak, dan banyak memberi tugas atau tidak. Selebihnya apa pun kegiatan, keadaan, dan pendapat guru, siswa tidak begitu memikirkannya.

Berikut adalah 25 fakta tentang guru yang barangkali kita tidak mengetahui dan menyadarinya.
1.       Guru tidak hanya bekerja pukul 7 pagi hingga pukul 3 siang saja, tapi mereka pun bekerja di rumah apakah itu untuk mempersiapkan materi berikutnya, menyiapkan soal Pekerjaan Rumah (PR), remedial dan ulangan, atau memeriksa dan menilai tugas yang diserahkan oleh para siswa.
2.       Guru menjadi guru bukan karena mereka tidak cukup pintar untuk bekerja di bidang lain yang lebih dipandang di masyarakat, tapi mereka menjadi guru karena mereka ingin membuat hidup para anak bangsa lebih baik lagi.
3.       Guru bisa menjadi sangat frustasi karena mereka tahu potensi yang tinggi dari seorang siswa tapi ia tidak berupaya semaksimal mungkin ketika belajar di sekolah.
4.       Guru sangat menyukai siswa yang datang ke sekolah setiap hari dengan sikap baik dan benar-benar ingin belajar.
5.       Guru menghormati orang tua yang menghargai pendidikan, mengerti tingkat akademis anak mereka, dan mendukung apa pun yang guru lakukan.
6.       Guru hanyalah manusia biasa yang memiliki kehidupan di luar sekolah, yang memiliki hari baik dan buruk, dan kadang berbuat kesalahan.
7.       Guru ingin kepala sekolah dan administratif mendukung apa yang mereka lakukan, memberikan saran bagi perbaikan pendidikan ke depannya, dan menghargai kontribusi yang telah dilakukan guru kepada sekolah.
8.       Guru itu kreatif dan asli. Meskipun mereka mencontoh cara mengajar orang lain, tapi tetap saja tidak ada guru yang sama dalam mengajar.
9.       Guru berkembang secara terus menerus karena mereka selalu mencari cara terbaik agar dapat menyentuh para siswa.
10.    Guru punya siswa kesukaan. Mungkin guru tidak menyatakannya secara langsung, tapi ada murid-murid tertentu yang mereka sukai dengan berbagai alasan.
11.    Guru sangat terluka ketika orang tua tidak mengerti bahwa pendidikan adalah kolaborasi antara guru dengan orang tua si anak.
12.    Guru sangat suka keteraturan. Mereka tidak suka jika ada yang melenceng dari rencana yang sudah ia tentukan.
13.    Guru mengerti bahwa siswa sebagai individu dan siswa dalam kelas adalah berbeda, mereka terus belajar untuk mengerti kebutuhan masing-masing siswa.
14.    Guru sangat membenci pada media yang membesar-besarkan kesalahan beberapa oknum guru yang mengacau daripada memberitakan sebagian besar para guru yang selalu berupaya melakukan yang terbaik bagi para siswanya.
15.    Guru membenci politisasi pendidikan.
16.    Guru tidak selalu menyukai materi yang mereka ajarkan kepada para siswa, terkadang mereka merasa kesulitan dan tidak nyaman ketika mengajarkan sebuah materi.
17.    Guru sejatinya ingin yang terbaik bagi para siswanya, mereka tidak ingin melihat kegagalan siswanya.
18.    Guru seringkali menggunakan uangnya sendiri untuk hal-hal yang mereka butuhkan dalam proses belajar mengajar di kelas.
19.    Guru ingin melihat siswa-siswanya yang telah lulus menjadi orang yang produktif dan warga negara yang sukses di kehidupan selanjutnya.
20.    Guru ingin menjadi model yang baik bagi para siswanya.
21.    Guru bekerja pada siklus yang tidak pernah berhenti kecuali apabila mereka berhenti mengajar, mereka bekerja keras untuk setiap siswanya dari titik A ke titik B dan memulai lagi yang baru di tahun ajaran mendatang.
22.    Guru kadang merasa frustasi melihat beberapa guru yang kurang profesional dan tidak mengajar untuk alasan yang kurang jelas.
23.    Guru sangat senang menerima dan menggunakan teknologi baru jika saja mereka benar-benar dilatih untuk dapat menggunakannya.
24.    Guru akan sangat senang sekali apabila satu kelas hanya berisi 15-18 siswa.
Guru sangat menyukai dan menikmati hari libur mereka. Hari libur merupakan waktu bagi mereka untuk menyegarkan kembali dan refleksi pikiran agar ke depannya mereka dapat membuat perubahan yang mereka yakini sangat bermanfaat bagi anak-anak

No comments:

Post a Comment