Sepertinya wajib hukumnya anda mengetahui hal
hal tentang belajar agar tidak tersesat nantinya ketika anda berdiri mengajar
di hadapan anak didik , Teori belajar akan sangat membantu
guru, supaya memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari
muridnya, menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara
mengajarnya sendiri. Manfaat memahami teori belajar dan pembelajaran
diantaranya
ü Untuk membantu para guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam
usahanya membimbing murid dalam proses pertumbuhan belajar.
ü Agar para guru memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal
mendidik, sehingga murid bisa bertambah baik dalam cara belajamya.
ü Agar para guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan
yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku
murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses
pendidikan yang berlangsung, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.
Seorang guru dikatakan kompeten bila
ia memiliki khasanah cara penyampaian yang kaya, memiliki pula kriteria yang
dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang tepat di dalam menyajikan
pengalaman belajar mengajar, sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Kesemuanya itu hanya akan diperoleh jika guru menguasai teori-teori belajar dan
pembelajaran. Karena jumlah teori sangat banyak sebaiknya memang baca buku-buku
yang lebih spesifik membahas mengenai hal ini, sebagai gambaran umum disajikan
teori pembelajaran sebagai berikut,
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN
2.1.1
Teori deskriptif dan Teori Preskriptif
Bruner mengemukakan bahwa teori
pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif,
preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode
pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar
adalah memerika proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan
di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau sebagaimana
seseorang belajar. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana
seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar atau upaya
mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat
memudahkan belajar.
Teori belajar yang deskriptif
menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai given, dan
memerikan hasil pembelajaran sebagai variabel yang diamati atau kondisi dan
metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai
variabel tergantung. Sedangkan teori pembelajaran yang preskriptif, kondisi dan
hasil pembelajaran ditempatkan sebagai given dan metode yang optimal dtempatkan
sebagai variabel yang diamati, atau metode pembelajaran sebagai variabel
tergantung. Teori preskriptif adalah goal oriented(untuk mencapai tujuan),
sedangkan teori deskriptif adalah goal free(untuk memerikan hasil). Variabel yang
diamati dalam pengembangan teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah
metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan
teori-teori pembelajaran deskriptif variabel yang diamati adalah hasil sebagai
efek dari interasi antara metode dan kondisi.
2.1.2
Teori Behaviouristik
Teori behaviouristik mengatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan
behaviouristik mengakui pentingnya masuan atau input yang berupa stimulus dan
keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara
stimulus dan respon di anggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa
diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.
Penguatan (reinforcement) adaah faktor
penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positif reinforcement) maka
respon akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi (negative
reinforcement) maka respon juga akan menguat. Tokoh-tokoh penting teori
behaviouristik antara lain Thorndike, Watson, Skiner, Hull dan Guthrie.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran,
bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut
siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian
materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan. Pembelajaran
dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut suatu jawaban benar.
Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas
belajarnya.
2.1.3
Teori Kognitif
Pengertian belajar menurut teori
kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur
kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi
pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang.
Dalam kegiatan pembelajaran,
keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan
meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan
steruktur kognitif yag telah dimilii siswa. Materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhan ke kompleks. Perbedaan
individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat
mepengaruhi keberhasilan siswa.
2.1.4
Teori Konstruktivistik
Usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan,
mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat,
serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan
pendidikan yang mampu melihat kaitan
antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan
pembelajaran untuk mewujudkannya. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan
bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamnnya
melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur
kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu,
pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses
pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa.
Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa
kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk
suatu kunstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur
kognitifnya. Guru-guru konstrutivistik yang mengakui dan menghargai dorongan
dari manusia atau siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri,
kegiatan pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktifitas
konstruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal.
2.1.5
Teori Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan
belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain,
siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik
cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa
saja asal tujuannya tercapai.
Aplikasi teori humanistik dalam
kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berfikir induktif. Teori
ini juga amat mementingan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar.
2.1.6
Teori Sibernetik
Teori sibernetik menekankan bahwa
belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan system
informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan
berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. oleh
sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara
belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan
oleh system informasi.
Proses pengolahan informasi dalam
ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan
penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan
terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penulusuran
bergerak secara hirakhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan
diperoleh.
Konsepsi landa dengan model
pendekatannya yang disebut algoritmik dan heuristik mengatakan bahwa belajar
algoritmik menuntut siswa untuk berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear ,
menuju pada target tujuan tertentu, sedangkan belajar heuristic menuntut siswa
untuk berpikir devergan, menyebar ke beberapa target tujuan sekaligus.
Aplikasi teori pengolahan informasi
dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori Gagne dan Briggs yang
mempreskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2) peristiwa pembelajaran dan
3) pengorganisasian atau urutan pembelajaran.
2.1.7
Teori Revolusi-Sosiokultural
Pandangan yang dianggap lebih mampu mengakomodasi
tuntunan sosiocultural-revolution adalah teori belajar yang dikembangkan oleh
Vygotsky. dikemukakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang terutama
berasal dari kehidupan social atau kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu
itu sendiri. teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut pendekatan
ko-konstruktivisme.
Konsep-konsep penting dalam teorinya
yaitu genetic low of development, zona of proxsimal development, dan mediasi,
mampu membuktikan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar
social budaya dan sejarahnya. perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif
seseorang seturut dengan teori sociogenesis. dimensi kesadaran social bersifat
primer sedangkan dimensi individual bersifat sekunder.
Berdasarkan teori Vygotsky maka dalam
kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk
mengembangkan zona perkembangan proxsimalnya atau potensinya melalui belajar
dan berkembang. guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan
yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman, bimbingan orang lain
atau teman yang lebih kompeten. bentuk-bentuk pembelajarn kooperatif
–kolaboratif serta belajar kontekstual sangat tepat digunakan. sedngkan anak
yang telah mampu belajar sendiri perlu ditingkatkan tuntutannya, segingga tidak
perlu menunggu anak yang berada di bawahnya dengan demikian diperlukan
pemahaman yang tepat tentang karaktristik siswa dan budayanya sebagai pijakan dalam
pembelajaran.
2.1.8
Teori Kecerdasan Ganda
Kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh
Gardner yang kemudian dikembangkan oleh para tokoh lain, terdiri dari
kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematik, keserdasan visual/ruang,
kecerdasan tubuh/gerak tubuh, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan
spiritual, dan kecerdasan eksistensial,
perlu dilatihkan dalam rangka mengembangkan keterampilan hidup. semua
kecerdasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. komposisi
keterpaduannya berbeda-beda pada masing-masing orang dan pada masing-masing
budaya, namun secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan
ditingkatkan. kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan
lainnya dalam memecahkan masalah.
Para pakar kecerdasan sebelum Gardner
cenderung memberikan tekanan terhadap kecerdasan hanya terbatas pada aspek
kognitif, sehingga manusia telah tereduksi menjadi sekedar komponen kognitif.
Gardner melakukan hal yang berbeda, ia memandang manusia tidak hanya sekedar
komponen kognitif, namun suatu keseluruhan. melalui teori kecerdasan ganda ia
berusaha menghindari adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang
kecerdasan (inteligensi). tidak ada manusia yang sangat cerdas dan tidak cerdas
untuk seluruh aspek yang ada pada dirinya. yang ada adalah ada manusia yang
memiliki kecerdasan tinggi pada salah satu kecerdasan yang dimilikinya. mungkin
seseorang memiliki kecerdasan tinggi untuk kecerdasan logika-matematika tetapi
tidak untuk kecerdasan music atau kecerdasan bidy-kinestetik.
Srategi pembelajaran kecerdasan ganda
bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. strategi dasar
pembelajarannya dimulai dengan (1) membangunkan/memicu kecerdasan, (2)
memperkuat kecerdasan, (3) mengajarkan dengan /untuk kecerdasan, dan (4)
mentransfer kecerdasan.
No comments:
Post a Comment