Semua itu hanya
jenis komoditi yang bisa kita jual kepada pembaca. Meski hampir sama
dalam teknik dasar penulisannya, saya akan memberikan tip khusus yang
berkaitan dengan menulis biografi (termasuk di dalamnya otobiografi).
Karena biografi memuat semacam kisah hidup seseorang, maka tentunya
bahan yang digunakan semuanya berasal dari ucapan, pikiran, dan tindakan
orang tersebut. Boleh dibilang biografi ini memawakili siapa sosok yang
ditulis tersebut. Kita bisa mengenal lebih dekat tokoh yang ditulis
biografinya. Apalagi orang tersebut adalah orbek macam Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta dan kawan-kawannya. Tokoh Islam lainnya juga bisa kita
buat seperti kisah hidup Abu Bakkar as-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Usma
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Abdul Aziz dan seterusnya. Ada
banyak. Mungkin puluhan ribu tokoh Islam yag bisa ditulis kembali
biografinya.
Jaman sekarang juga boleh kalo
mau bikin biografi. Nggak ada yang larang kok. Ramadhan KH, bapaknya
Gilang Ramadhan yang drumer itu, adalah spesialis penulis biografi.
Banyak orang beken di negeri ini yang mempercayakan otobiografinya
ditulis oleh beliau. Sebab, tidak selamanya seseorang mampu menulis
ulang sejarah hidupnya sendiri. Jadi, nggak ada pintu penghalang bagi
para penulis biografi untuk meniti karir di jalur ini. Emang sih, paling
enak adalah menulis sendiri tentang diri kita. Kalo belum terkenal, ya,
siapa tahu jadi ngetop gara-gara otobiografinya banyak diminati
pembaca. Siapa tahu kan?
Nah, sekarang saya akan ngasih
beberapa tip yang bisa kamu lakukan untuk menulis sebuah biografi dan
otobiografi. Pertama, kenalilah siapa kamu atau seseorang yang akan kamu
tulis biografinya. Di sini bisa dieksplorasi tentang kehidupan kamu
atau orang yang akan ditulis biografinya. Bentuk fisik, bisa kamu
ceritakan juga. Apakah pendek, sedang, atau jangkung. Bentuk hidung,
telinga, kaki, tangan, kepala, alis, warna rambut, kumis, jenggot,
wajah, mulut, bibir, gigi, dada, warna kulit. Wis, pokoke semua yang ada
di tubuhmu or orang yang akan kamu buatkan biogarfinya. Ini penting,
untuk memberikan gambaran (kalo bisa seutuhnya) kepada pembaca.
Masalah emosional kamu atau
orang yang akan kamu buatkan biografinya, menarik juga untuk diungkap.
Kasih sayang, empati, rasa cinta, sentimentil, ceria, penuh pengertian,
kepedulian, marah-sedih-gembira. Hubungan dengan teman-teman, keluarga,
dan juga orang-orang terdekat lainnya. Ungkap sebanyak-banyaknya. Siapa
tahu memang akan memperkaya tulisan biografi atau otobiografi.
Mengenali diri juga bisa
dipreteli dari profesional (pekerjaan) kamu atau orang yang akan kamu
tulis biografinya. Kehidupan kerja juga sangat membantu untuk
menumbuhkan pembaca dalam mengenali kamu atau orang yang kamu buatkan
biogarfinya. Jenis pekerjaannya, bagaimana dengan semangat, disiplin,
dan dedikasinya, juga bisa diungkap apakah kamu atau orang yang kamu
buatkan biografinya itu mencintai pekerjaannya, atau bahkan membanggakan
pekerjaannya. Nah, ini kesempatan buat kamu untuk melukiskan,
menghadirkannya kembali, dan melestarikannya untuk masa depan. Siapa
tahu jadi inspirasi orang lain untuk mengikutinya, atau sekadar
menghargai pekerjaan yang kamu geluti dan cintai, serta kamu banggakan.
Pokoknya, mengasyikan deh.
Oya, boleh juga tuh masalah
filosofis kamu or orang yang kamu buatkan biografinya ditulis juga. Nah,
karena biografi atau otobiografi itu ditulis saat yang bersangkutan
udah punya umur, maka filosofis yang diangkatkan adalah yang pernah
menjadi bagain dari hidupnya selama ini. Singkatnya, apa prinsip-prinsip
dalam kehidupannya yang paling berharga dari kamu atau orang yang kamu
buatkan biografinya. Misalnya, tentang keyakinan, tentang cita-cita yang
bisa menuntun menjalani kehidupan ini, juga tentang pelajaran apa yang
bsia ditarik dari kehidupan yang pernah dialami. Hmm.. itu penting lho.
Sebab, bisa dijadikan cermin bagi generasi setelahmu, dan juga keluarga
dan teman dekat kamu. Memang nggak mudah, karena kita kudu jujur
menuliskannya. Itu sebabnya, ini mirip buku harian, cuma udah
dikembangkan aja. Jadi, silakan amalkan langkah pertama dalam membuat
biografi atau otobiografi ini.
Langkah kedua, tentang asal-usul
kamu, atau orang yang kamu tulis biografinya. Apakah ia terlahir dari
keluarga yang harmonis atau malah berantakan, keluarga biasa, keluarga
bangsawan atau ningrat, termasuk mungkin kelurga sederhana, rakyat
jelata. Kalo mau nakal dikit; kamu bisa nulis bahwa mungkin juga
terlahir dari keluarga penjahat dan sejenisnya.
Kemudian, apakah kamu atau orang
yang kamu buatkan biografinya itu lahir sebagai anak kandung, anak
tiri, atau tidak keduanya; misalnya dapet nemu di tempat sampah. Itu
semua harus bisa kamu jelaskan kepada pembaca. Sebab, boleh jadi pembaca
akan mengambil semacam hikmah dari kisah hidup seperti itu. Menarik
bukan? Ceritakan juga bagaimana ortu kamu atau ortu dari orang yang kamu
buatkan biografinya. Sejarah keluarga itu perlu. Bahkan mungkin secara
medis ada hubungannya nanti dengan penyakit turunan yang diderita. Siapa
kakek kita, siapa nenek kita, bagaimana hubungannya dengan keluarga.
Wah, pokoknya di sini kamu bisa eksplorasi sekuat-kuatnya dan
sebanyak-banyaknya. Bila perlu sampe detil deh.
Langkah ketiga, di mana kamu
atau orang yang kamu buatkan biografinya dilahirkan. Ini akan memperkaya
sumber data untuk menulis biografi. Tahun berapa, terus bagaimana
kondisi tempat atau ada peristiwa apa saat kamu dilahirkan. Kayak
Rasullullah kan dilahirkan tahun gajah, dan waktu itu ada serang pasukan
Abrahah ke Ka’bah. Ya, model-model begitulah. Kayak di lagu Bang Iwan
Fals, Galang Rambu Anarki, “Lahir awal Januari, menjelang pemilu, dan
ditandai dengan BBM melambung tinggi”. Wah, untuk itu, kamu bisa
menanyakan kepada ortu atau orang-orang terdekat tentang kondisi atau
peristiwa saat kamu dilahirkan. Bisa jadi kan suatu saat ada orang
menulis biografinya bahwa ia lahir di hutan saat ibunya menghindari
kejaran perampok atau sedang mengungsi karena perang. Wah, banyak deh
yang bisa ‘diutak-atik’. Pokoknya sedetil-detilnya; hari apa dilahirkan,
tanggal berapa, pukul berapa, dibantu dukun beranak, bidan, atau
dokter, atau malah nggak dibantu siapa pun. Oke deh, sebanyak mungkin
bisa kamu gali dan ceritakan kembali pengalaman yang kamu miliki.
Langkah keempat, ceritakan
tentang kehidupan masa kecilmu atau orang yang kamu buatkan biografinya.
Wuih, lucu banget tuh. Apakah nakal, pendiam, lincah, ‘manusia dinamo’
alias hiperaktif, baik hati sama teman, lucu, dsb. Bisa juga dituliskan,
apakah bahagia atau malah sengsara di masa kanak-kanak. Kapan bisa
bicara, kapan bisa jalan, kapan sekolah di taman kanak-kanak, usia
berapa masuk SD, bagaimana teman-teman waktu kecil, siapa saja dia,
mainan apa yang paling disukai, nama kecilmu siapa, film kartun apa yang
paling disukai, pelajaran apa yang menyenangkan, apakah bisa nyanyi,
pinter nggak di sekolah, sekolahnya jauh nggak dari rumah, jalan kaki
atau naik kendaraan; sepeda, sepeda motor, truk pasir, bis, atau malah
dianter ayah pake mobil pribadi, dst. Kalo kamu lupa, bisa tanya sama
ortu. Okeh?
Langkah kelima, tentang
sekolahmu. Nah, ini penting juga lho. Masa-masa sekolah memang
mengasyikan dan menyenangkan. Kamu bisa nulis atau tuliskan pengalaman
orang yang kamu buatkan biografinya tentang pengalamannya mulai SD sampe
SMP. Pengalaman saat pertama kali pergi ke sekolah, bertemu
kawan-kawan, pertama kali berhadapan dengan guru, pertama kali belajar
membaca, kisah-kisah unik di sekolah, sering distrap atau justru murid
teladan. Suka bolos nggak, pernah kabur dari sekolah nggak, pernah
minggat dari rumah nggak, bagaimana sikap ortu kamu saat kamu nakal,
dsb. Ceritakan semuanya.
Terus eksplorasi juga sisi unik
lainnya. Misalnya, anak-anak kan sering melihat realitas sesuai daya
nalarnya. Kadang polos malah. Misalnya, kebingungan saat ibu guru
menjelaskan; “Roma itu tidak dibangun dalam satu hari”. Tersu kita
kepikiran dengan paman Romi. Berarti kalo dia dibangunkan nggak cukup
sehari? Lucu dan polos, tapi itulah anak-anak. Kamu bisa mengeksplorasi
banyak kisah waktu di masa itu. Seandanya saja kamu sejak dulu udah
bikin buku harian, kayaknya bisa terekam dan amat berharga di masa
depan. Bolehlah dari sekarang minta adik kita menuliskan seluruh
pengalaman unik dan menariknya dalam sebuah buku harian. Siapa tahu
nanti dia akan menuangkan seluruh kenangannya dalam biografi yang
ditulisnya. Pelajaran yang amat berharga tentunya.
Keenam, bagaimana kehidupan
menuju dewasa. Kamu atau orang yang kamu buatkan biografinya bisa
mengungkapkan sedetil-detilnya kehidupannya menuju dewasa. Pengalaman
apa saja yang menarik, apakah pernah merokok, kalo anak cewek bagaimana
kejadian saat mulai dewasa, apakah suka memakai lipstik punya ibu,
mematut-matut diri di depan cermin dengan pakaian dan perlengkapan
wanita lainnya yang dimiliki ibu. Terus, buku apa yang menjadi favorit
untuk dibaca; novel, cerpen, puisi, agama, komik, atau malah buku berat?
Tulislah sedetilnya.
Bolehlah ditulis juga tentang
perubahan pola pikir setelah membaca buku-buku tertentu. Bagaimana
nuansa keberagamaanmu, peristiwa apa yang menarik saat di sekolah atau
di lingkungan sekitar, ada pengaruhnya nggak buat kehidupanmu, bagaimana
dengan persahabatan, akademik, dsb. Siapa pula teman sejati kamu, siapa
saja yang telah ikut mengantarkanmu menuju dewasa, siapa yang
berpengaruh dalam perjalanan hidup dan karirmu. Semua bisa kamu
ceritakan, kok. Kalem aja. Tul nggak?
Ketujuh, tentang cinta. Ini juga
berarti menulis tentang kehidupan rahasia cinta kamu. Kapan jatuh
cinta, dengan siapa, apakah salah-tingkah, atau justru agre, bagaimana
dengan prestasi belajarl, bagaimana sikap ortu. Kapan berani menyatakan
cinta, kapan khitbah, ceritakan juga tentang pernikahan, kapan, di mana,
siapa nama pasangan kamu. Gimana rasanya? Pokoknya, cerita semua
tentang cinta.
Kedelapan, ceritakan juga
tentang anak-anak. He..he..he… kamu yang masih remaja mah, belum punya
ya? Tapi nggak apa-apa, siapa tahu kamu ketiban rejeki diminta menulis
biografi orang terkenal dan udah sepuh. Kamu bisa memakain tip ini. Tul
nggak? (backsound: asyik ane dibelain, padahal mah lagi demen ngejomblo.
Watau!)
Tentang anak-anak bisa
diceritakan gimana rasanya menunggu kelahiran anak pertama. Tentang
lucu, lincah, dan energiknya anak-anak. Sering atau pernah nganter anak
ke dokter, gimana reaksi mereka, apa sakitnya, bagaimana pertumbuhannya.
Pokoknya, ceritaain semua hal yang berkaitan dengan anak-anak kamu atau
orang yang kamu buatkan biografinya.
Intinya, menulis biografi atau
otobiografi, saya katakan sekali lagi, itu adalah keterampilan merangkai
semua peristiwa kehidupan kita sedetil-detilnya dalam rangkaian kata
dan kalimat yang menarik dan memancing pembaca untuk tetap melanjutkan
bacaannya. Iya deh, menulis biografi seperti sedang menulis novel ukuran
‘raksasa’. Dan uniknya, itu adalah kisah sejati kita. Kisah nyata. Oke,
pengen lebih lengkap tentang menulis biografi atau otobiografi, silakan
pelototin langsung buku-buku tentang biografi atau otobiografi orbek
yang udah beredar banyak di pasaran. Tujuannya, tentu sebagai
perbandingan aja. Kita cermati, dan kita tulis dan kembangkan kisah kita
hasil inspirasi dari buku tersebut dengan gaya bahasa kita sendiri.
Yuk, kita coba tip ini. Siapa tahu nanti ujug-ujug ada yang meminta
jasamu untuk menuliskan biografinya. Misalnya kepala sekolahmu. Asyik
dan menyenangkan lho…
[O. Solihin]
Sumber : http://www.gaulislam.com/mari-menulis-biografi
No comments:
Post a Comment