BAB 1
SEJARAH SINGKAT AKSARA SUNDA
Sebagai salah satu kebudayaan yang telah berusia cukup lama,
secara historis lebih dari 16 abad yang lalu, kebudayaan Sunda memiliki
kekayaan peninggalan kebudayaan berupa benda-benda bertulis, seperti prasasti,
piagam, serta naskah kuno yang cukup banyak. Hal ini menunjukkan adanya
kecakapan tradisi tulis-menulis di kalangan masyarakat Sunda. Kenyataan
tersebut sekaligus membuktikan adanya kesadaran yang tinggi dari para pendahulu
masyarakat Sunda mengenai pentingnya penyampaian informasi hasil ketajaman
wawasan, pikiran, dan perasaan mereka berupa gagasan atau ide-ide yang mereka
rekam melalui sarana bahasa dan aksara pada setiap kurun waktu yang dilaluinya.
Selanjutnya baru sekitar zaman Kerajaan Sunda (masa Pakuan
Pajajaran-Galuh, abad ke-8 sampai dengan abad ke-16), selain ditemukan
peninggalan yang berupa prasasti dan piagam (Geger Hanjuang, Sanghyang
Tapak, Kawali, Batutulis, dan Kebantenan), juga sudah ditemukan
peninggalan yang berupa naskah (berbahan lontar, nipah, kelapa, dan bilahan
bambu) dalam jumlah yang cukup banyak dan berasal dari berbagai daerah di
wilayah Jawa Barat atau Tatar Sunda. Naskah-naskah tertua yang ditemukan dari
wilayah Tatar Sunda ini berasal dari sekitar abad ke-14 hingga abad ke-16
Masehi.
Naskah-naskah
dimaksud yang telah digarap dan dipelajari hingga saat ini, antara lain Carita
Parahyangan, Fragmen Carita Parahyangan, Carita Ratu Pakuan, Kisah Perjalanan
Bujangga Manik, Kisah Sri Ajnyana, Kisah Purnawijaya, Sanghyang Siksakanda Ng
Karesian, Sanghyang Raga Déwata, Sanghyang Hayu, Pantun Ramayana, Serat
Déwabuda, Serat Buwana Pitu, Serat Catur Bumi, Séwaka Darma, Amanat Galunggung,
Darmajati, Jatiniskala, dan Kawih Paningkes.
Penemuan naskah-naskah Sunda selanjutnya hingga abad ke-20
telah dicatat dalam beberapa laporan berupa buku katalog naskah yang dikerjakan
oleh Juynboll (1899, 1912), Poerbatjaraka (1933), Pigeaud (1967-1968, 1970),
Sutaarga (1973), Ekadjati dkk. (1988), Viviane Sukanda-Tessier & Hasan
Muarif Ambary (1990), dan Ekadjati & Undang A. Darsa (1999). Naskah-naskah
Sunda yang telah dicatat dan diinvetarisasi tersebut kini tersimpan dalam
koleksi museum atau perpustakaan yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun demikian tidak sedikit
naskah-naskah yang masih tersebar di kalangan masyarakat secara perseorangan
yang hingga kini belum terinventarisasi.
Aksara Sunda
A. AKSARA SWARA
Aksara
swara adalah aksara yang secara silabis memiliki harkat bunyi vokal.
Aksara swara terdiri dari 7 aksara, yaitu:
- BENTUK GRAFIS
Contoh penulisan Aksara Swara
Apa = ap oma = Om ida =
Id
Éka = {k uda = Ud lia =
lia
- AKSARA NGALAGENA (Consonants)
Aksara
ngalagena adalah lambang-lambang bunyi yang dapat dipandang sebagai fonem
konsonan yang secara silabis mengandung bunyi vokal /a/. Aksara
ngalagena terdiri dari 23 aksara, 18 aksara berasal dari bunyi bahasa Sunda,
dan 5 aksara berasal dari bunyi serapan, dan 2 aksara tambahan.
.
- Bentuk grafis (Graphical representation)
- Contoh Penulisan aksara ngalagena (consonant)
BBBbhs
|
srn
|
slk
|
bhy
|
sgr
|
bahasa
|
sarana
|
salaka
|
bahaya
|
sagara
|
F.
Angka
Sistem tata tulis aksara Sunda dilengkapi pula dengan
lambang angka-angka. Penulisan lambang angka puluhan, ratusan, dan seterusnya
ditulis berderet dari “kiri ke kanan”, seperti halnya dalam sistem angka Arab.
Beberapa lambang angka Sunda bentuknya ada yang mirip dengan lambang
aksara sehingga untuk menuliskan (deretan) lambang angka harus diapit dengan
garis vertikal yang lebih tinggi dari lambang angka.
- Bentuk Grafis (Graphic representation)
- Contoh penulisan angka
hrilhir;J tgNgl; |20| Ok;tober; |1985|
|
Hari lahirnya tanggal 20 oktober 1985
|
I. Rarangkén (Diacritics)
Rarangkén
(vokalisasi) berfungsi untuk merubah vokal pada huruf ngalagena, di dalam aksara sunda terdiri dari 13
rarangkén . Berdasarkan posisi
penulisannya dapat digolongkan menjadi :
·
rarangkén
yang ditulis di atas berjumlah 5 jenis
·
rarangkén
yang ditulis di bawah berjumlah 3 jenis
·
rarangkén
yang ditulis sejajar terdiri atas 5 rarangkén)
A. Vokalisasi yang ditulis “di
atas” lambang aksara dasar berjumlah 5 buah, yaitu:
1. panghulu berfungsi mengubah
bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /i/.
2. pamepet berfungsi mengubah
bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /e/.
3.
paneuleung berfungsi mengubah
bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /eu/.
4.
panglayar berfungsi menambah konsonan
/+r/ pada akhir aksara dasar.
5.
panyecek berfungsi menambah konsonan
/+ng/ pada akhir aksara dasar.
B. Vokalisasi yang ditulis “di
bawah” lambang aksara dasar berjumlah 3 buah, yaitu:
1. panyuku berfungsi mengubah
bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /u/.
2. panyakra berfungsi menambah bunyi
aksara /+ra/ pada aksara dasar yang didekatinya, dan bisa disesuaikan
dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
3.
panyiku
berfungsi
menambah bunyi aksara /+la/ pada aksara dasar yang dilekatinya,
dan bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
C. Vokalisasi yang ditulis
“sejajar” dengan aksara dasar berjumlah 5 buah, yaitu:
1. panéléng berfungsi mengubah bunyi
vokal aksara dasar /a/ yang didahuluinya menjadi /é/.
2.
panolong berfungsi mengubah bunyi
vokal aksara dasar /a/ yang mendahuluinya menjadi /o/.
3.
pamingkal berfungsi menambah bunyi /+ya/
pada aksara dasar yang dilekatinya, dan bisa disesuaikan dengan tanda
vokalisasi pada aksara dasarnya.
4.
pangwisad berfungsi menambah konsonan
/+h/ pada akhir aksara dasar.
5.
pamaéh berfungsi menghilangkan
bunyi vokal pada aksara dasar yang mendahuluinya.
J.
Jenis
dan Fungsi Rarangkén
Berdasarkan letak penulisan rarangken terdiri dari
rarangken di atas, di bawah dan di sejajar dengan lambang aksara dasar ,
diantaranya adalah;
- Rarangkén (Vokalisasi) yang ditulis “di atas” lambang aksara dasar berjumlah 5 buah, yaitu
°ᮤ
|
panghulu berfungsi mengubah
bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /i/.
Contoh:
ᮊ = ka → ᮊᮤ = ki.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
°ᮨ
|
pamepet berfungsi mengubah bunyi
vokal aksara dasar /a/ menjadi /e/.
Contoh:
ᮊ = ka → ᮊᮨ = ke.
|
No comments:
Post a Comment