Tuesday, January 29, 2013

HATI-HATI MENGGUNAKAN HUMOR DI DEPAN KELAS


HATI-HATI MENGGUNAKAN HUMOR  DI DEPAN KELAS
Oleh: *Tubagus Hidayat

Belajar dan mengajar adalah proses sosial oleh karena itu suasana pembelajaran sangat penting. Kelas merupakan tempat dimana guru menyajikan materi pembelajaran, sebagus apapun kurikulum dan  rencana pelaksanaan pembelajaran jika pengelolaan kelas tidak efektif tentu saja tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal. pengelolaan kelas efektif memerlukan pengetahuan dan keterampilan guru, mulai dari mengenal anak didik menyesuaikan materi dengan kemampuan peserta didik dan lingkungannya, menyajikan materi, menggunakan media yang sesuai  sampai dengan mengevaluasinya dengan teliti

Proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berhasil dengan  suasana menyenangkan, siswa merasa aman dan bebas dari rasa takut. Banyak kasus suasana ini tidak tercipta karena ketidakberhasilan guru dalam mengelola kelas,  biasanya guru sering mengambil jalan pintas dalam mengatasi persoalan di kelas, yaitu menggunakan otoritasnya yang besar sebagai guru, sambil mencoba mengklasifikasi siswa mereka dengan hukuman dan penghargaan (punishment and reward) . Pengelolaan kelas lebih merupakan keterampilan yang harus terus dilatih dan dievaluasi agar keterampilan mengelola kelas yang efektif semakin maksimal.
Di dalam beberapa literatur, pembelajaran efektif berhubungan dengan ‘belajar menyenangkan’. banyak cara agar suasana belajar di kelas menjadi ‘menyenangkan’ . menggunakan media pembelajaran yang menarik, variasi metode pembelajaran, materi yang kontekstual dan humor . Tetapi tidak sedikit , ketika menyajikan materi di depan kelas guru menghindari humor, dengan alasan tujuan mereka adalah mengajar bukan menjadi komedian, ketakutan wibawa mereka jatuh di mata siswa atau tidak ingin kelasnya menjadi gaduh dan tidak terkendali. Dalam sebuah artikel ilmiah  di jurnal pendidikan, Ada hal-hal yang berkaitan dengan humor yang disampaikan guru ketika di depan kelas diantaranya; (a)Menciptakan lingkungan yang santai. siswa akan  lebih nyaman berada di dalam kelas serta akan semakin besar kemungkinan mereka untuk menanggapi humor yang  anda sajikan. Jika pelajaran Anda terlalu serius atau kurang kegembiraan, siswa tidak akan menanggapi humor yang anda sampaikan. (b)Gunakan humor yang mencela diri. siswa akan senang  dengan lelucon yang tentang diri anda, hal ini meredakan ketegangan kelas dan membuat siswa cukup nyaman untuk tertawa.(c)Referensi budaya populer. Sebagai seorang guru, Anda harus berhubungan  dan mengetahui ‘dunia mereka’ .Mengomentari budaya populer akan membantu menciptakan ikatan antara Anda dan siswa, pada akhirnya akanmembuat siswa nyaman tertawa. (d)Mengintegrasikan humor ke dalam pelajaran Anda. Siswa tidak mengharapkan Anda untuk menjadi stand-up comedian tetapi dengan membumbui rutinitas materi yang Anda sajikan dengan humor, lebih memungkinkan siswa dapat tertawa.
Humor cenderung mengurangi stres dan kecemasan,  humor yang disajikan guru di kelas bisa membuat susana kelas menjadi menyenangkan sekaligus bisa membuat suasana kelas sangat ribut dan tidak terkendali.  Humor di dalam kelas adalah alat yang hebat dan efektif untuk pendidik. Hal ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan perhatian, motivasi, semangat , menyampaikan rencana pembelajaran, meredakan situasi yang berpotensi bermasalah, atau menciptakan ikatan yang lebih erat antara pendidik dan siswa. Namun, bila digunakan secara tidak benar atau salah memilih humor justru akan membuat siswa merasa direndahkan bahkan pembelajaran cenderung tidak terarah dan jauh dari tujuan. pengetahuan mengenai mekanisme penciptaan humor dan jenis-jenis humor mutlak diperlukan oleh guru  supaya tidak terjebak pada situasi tidak kondusif yang merugikan guru, terutama yang merendahkan dan merugikan siswa. Ada bukti empiris yang mendukung bahwa humor menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar serta tanggapan siswa ketika guru mereka menyajikan humor di depan kelas. Humor yang tidak lucu ditanggapi siswa sebagai sesuatu yang ‘buang-buang waktu’ saja sehingga materi tidak sampai  atau membuat mereka ‘terpaksa’ tertawa dan bosan karena humor yang disajikan guru nya ‘garing’ dan tidak bermutu.  
Humor menyudutkan orang, menjadikan siswa sebagai objek, humor SARA, humor seks agaknya hal yang kurang layak atau hal yang harus dipertimbangkan dengan memperhatikan isi humor dan usia anak didik.
Dalam tataran teknis humor yang berlebihan juga berakibat guru seperti badut yang hanya pandai melawak, proses belajar menjadi semacam pertunjukan lawak, tidak berisi dan tanpa makna. Keterampilan guru dalam hal membuka pelajaran, memusatkan perhatian (focusing) ,penguatan verbal dan non verbal, reinforcement, bertanya serta menutup pelajaran bisa saja diselingi dengan humor.
Singkatnya  Humor di depan kelas  pada dasarnya hanya sebagai pemecah kekakuan (ice breaking), mangatasi kejenuhan, menciptakan motivasi , menciptakan suasana nyaman dan keakraban . Humor yang bermutu tidak sekadar mengajak untuk  berhenti hanya pada hal yang lucu dan efek tertawanya., sesudah terbahak-bahak yang menyenangkan dan melegakan, nalar kita berkembang menuju pemahaman lebih dalam lagi. Humor yang bagus adalah yang mampu membuat orang terpancing untuk tertawa atas materi dan tidak selesai sampai di situ.   Humor yang baik memiliki pemaknaan mendalam menyangkut filosofi hidup dan keberagamaan
(Guru Bahasa dan Sastra Sunda di SMKN 2 Purwakarta)

alamat KTP:
Panorama Jatinangor Blok Q-5 Tanjungsari Sumedang 45362


No comments:

Post a Comment